Karena Semua Dimulai Dengan Dibaca

BACA

Wednesday, 20 May 2015

Lelaki penyayang (CERPEN)

Kala itu usianya baru 16 tahun saat dirinya mengenal rohmat bakal calon suaminya kelak
Mereka berjumpa waktu pengajian.
Rohmat yang pemalu begitu pula imah, mereka menyimpa rasa suka diam-diam. Rohmat tak pernah berani mengatakan maksud hatinya, dan imah takut menempatkan diri pada satu keadaan sehingga lelaki lugu itu dapat mendekatinya.
                Namun lirikan curi-curi  ditengah keramaian itu kian hari kian tak tertahankan.rohmat mengurangi kecepatannya menambah juz mengaji, padahal ia membaca al-qur’an lebih baik dari ia membaca hurup latin. Tujuannya agar semakin lama dalam ayat dan surat yang sama dengan imah. Beberapa kali ditanyakannya hal yang sudah dia tahu pada wa haji, dibentak bebal ia malah tersenyum sambil menunduk. Adapun imah berpura-pura bodoh membaca tajwid, dimarahi wa haji biarlah, maksudnya serupa dengan maksudnya  rohmat. Semua taktik yang merugikan dan membunuh karakter diri sendiri itu jika boleh dikatakan oleh satu kata, maka itulah yang disebut cinta.
Lantaran melihat gelagat tak beres antara kedua murid mengajinya yang tak tahu cara mengungkapkan cinta itu, mereka malah dijodohkan oleh wa haji
Sejak menikah dengan rohmat, imah tahu bahwa hidupnya akan bahagia hidup bersama lelaki itu, meski ia juga harus maklum, ada satu hal yang harus selalu ia hindari; minta dibelikan apapun sebab lelaki baik hati itu hanyalah lelaki miskin yang berasal dari keluarga yang masih di bawah garis kemiskinan. Sebaliknya imah pun tak oerlu dibelikan harta benda, ia telah punya rohmat dan itu lebih dari cukup. Rohmat adalah hartanya yang paling berharga melebihi apapun baginya. Lelaki itu amat penyayang pada keluarga sehingga imah tak memerlukan apapun lagi di dunia ini.
IMAH gembira  karena suaminya akan memberinya sebuah kejutan,imah tak tahan
                “uluh jangan becanda, kita ini orang miskin. Orang miskin tak kenal kejutan”                          mereka tersenyum.
                “Kejutan itu kebiasaan orang kaya. Orang kaya kita setiap hari terkejut. Datanglah kepasar kalau abang tak percaya”
Suaminya tahu benar maksud istrinya. Harga-harga selalu membuat mereka terkejut.
                “sudah bertahun-tahun baru aku bisa membelikan.maaf”
Mendengar kata-kata tersebut imah  penasaran dan mulai bertanya-tanya , namun rohmat tak pernah mau menjawab. Obrolan suami istri dipekarangan rumah itu cukup hangat sampai berakhir saat rohmat meninggalkan pekarangan untuk menggali pasir, itulah mata pencaharian turun temurun keluarganya. Namun saat itu rohmat kembali tak lama dari kepergiannya. Ia menggatakan ingin melihat-lihat bendungan.
                “apa  yahnung takan bekerja?”
                Yahnung singkatan untuk ayah bagi anak pertama mereka nur namanya biasa di panggil enung
Bendungan itu tak jauh dari rumah mereka, tempatnya cukup indah dengan hamparan sawah dahulu terdapat rumah peristirahatan menir-menir belanda. Mereka biasa menempati rumah itu setelah mereka jenuh dan lelah dalam mengemban tugas mulia mereka, penjajahan indonesia.
Tak banyak bicara,mereka hanya diam memandangi hamparan hijau sawah. Tak bicara seperti dulu mereka sering bertemu disitu.
Mereka pulang, dan rohmat  berangkat kerja dan imah tak memikirkan kejutan itu. Bahkan ia lupa pernah meminta apa pada suaminya. 12 tahun mereka telah berumah tangga baru kali ini suamniya ingin memberinya kejutan. Semua hal dalam keluarga sederha mereka sangat mudahterduga. Penghasilan belasan ribu rupiah hanya cukup untu makan sehari-hari itupun dengan pemangkasan nilai gizi dari makanan mereka.
Menjelang tengah hari sebuah  mobil pikap berhenti tepat di depan rumah, dua lelaki mengangkat benda yang di bungkus  dengan terpal dari bak pikap tersebut dan dibawanya masuk kedalam rumah imah bertanya tanya mereka tak mau menjawab.
Imah memandangi benda  itu dengan gugup tapi gembira. Pasti benda itu yang dimaksud suaminya dengan kejutan.rupanya sungguh luar biasa pengaruh kejutan itu. Sekarang ia paham mengapa orang-orang kaya menyukai kejutan
Imah hilir mudik di dekat benda misterius itu ia tak kuasa menahan bahagia campu penasaran sesekali ia bertingkah konyol, sesekali ia mentertawakan tingkah konyolnya. Namun ita tak bisa membuka benda tertutup terpal tersebut tanpa anak pertamanya. Namun imah  tak tahan untu segera tahu apa isi kejutan itu. Sementara enung pulang sore hari bersama kedua adiknya. Ditarik napasnya sambil memgang terpal itu dengan memejamkan mata ia tari terpal itu, terlihatlah sebuah sepeda wanita dengan keranjang didepandan  kursi penumpang.
                IMAH terhenyak sepeda itu dihadiahkan rohmat pada dirinya sebagai kejutan. Sepeda itu akan menjadi benda paling mahal dirumah sederhana itu. Kini ia menyadari empat tahun lalu ia memintanya, itupun ia hanya bercanda ketika ia mengandung anak bungsunya.
“kalau anak ini lahir “ kata imah sambil bercanda  dua sepeda reyot kita tak cukup lagi untuk membonceng anak kepasar malam.
Imah tak dapat menahan air matanya, ia terharu mengenang suaminya telah menyimpan  percakapan itu selama bertahun-tahun, dan memegang itu sebagai sebuah permintaan. Betapa baik hati lelaki itu.
Selanjutnya imah hilir mudik di dapur bagaimana cara mengatur tiga sepeda untuk tiga anaknya dia dan suaminya.
Kemudian imah  tak sabar menunggu suaminya pulang menambang pasir. Ia berdiri didepan jendela sambil memandangi langit yang mendung dan ujung jalan yang kosong. Ia ingin segera melihat suaminya pulang, berbelok diujung jalan pertigaan sana.
IMAH gembira melihat seorang lelaki bersepeda dengan cepat, jika orang itu jumadi maka tak lama pula suaminya akan pulang. Namun, jumadi berbelok menuju rumah imah  dengan  tergesa-gesa teman senasib suaminya itu langsung masuk dan dengan gemetar, telah terjadi kecelakaan romat tertimbun tanah  di tempat ia menambang pasir. Imah terpaku ditempatnya berdiri . napasnya seakan berhenti sejenak, ia tak bisa berbuat apa-apa. Jumadi memintanya menitipkan anak-anaknya pada tetangganya dan mengajaknya untuk ikut ke tambang.
                Sampai disana, ia mendengar orang-orang berteriak panik dan  menggunakan alat apa saja untuk menggali tanah yang menimbun rohmat. Para penambang yang tidak memegang cangkul, menggali dengan tangannya, secepat cepatnya. Imah berlari dan bergabung dengan mereka. Ia menggali tanah sambil tersedak sedak  memanggil-manggil nama suaminya. Keadaan semakin sulit saat hujan turun. Tanah yang menimbun rohmat berubah menjadi lumpur. Para penambang berebut dengan waktu, jika terlambat rohmat past tak tertolong. Dan rohmat memasuki saat-saat tak tertolong itu. Imah menggali sampai lupa diri, sambil menangis, sampai berdarah ujung-ujung jarinya. Ia berdoa agar suaminya itu tertimbun dalam keadaan tertelungkup. Penambang yang tertimbun dalam ke adaan tertelentang. Tak pernah dapat diselamatkan. Galian semakin dalam rohmat belum juga ditemukan. Tiba-tiba imah melihat sesuatu, ia menjerit.
                “ini tangannya!! Ini tangan suamiku!!”
Orang-orang menghambur ke arah tangan itu. Imah gemetar karena tangan yang menjulur  itu terbuka. Suaminya tertimbun dalam keadaan terlentang, para penambang  cepat- cepat menarik  rohmat. Ketika berhasil ditarik, lelaki  kurus itu nampak seeperti tak bertulang. Tubuhnya telah patah,pakaianya compang camping menyedihkan. Rohmat diam tak bergerak. Semua telah terlambat.

                Imah tesedu sedan, ia menangis sekuat tenaga , bersimpu disamping suaminya yang telah mati. Ia mengangkat  kepala suaminya keatas pangkuannya.kepala itu terkulai seperti ingin bersandar. Imah membasuh wajah rohmat dengan air hujan. Lalu tampak seraut wajah sendu  dan sepasang mata lugu. Imah mendekap suaminya. Ia tersedu memanggil-manggil nama suaminya. 
author
mohon maaf bila da kesamaan cerita dan nama-nama tokoh dan penokohan
terimakasih semoga terhibur
#author



5 comments: